Kamis, 28 Oktober 2010

Sholawat Nariyah

SHOLAWAT NARIYAH

اَللَّهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَّسَلِّمْ سَلاًمًا تًامًّا عَلَى سَيِّدِنَا محُمَّدٍ الذِ ى تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ اْلكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَّاِئبُ وَحُسْنُ الخْوَاتِمِ و َيُسْتَسْـقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الكَرِ يْمِ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ فِى كُلِّ لَمْحَـةٍ وَّنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَّكَ.

YA ALLAH, ANUGERAHKANLAH KASIH SAYANG DAN DAN KESEJAHTERAAN YANG SEMPURNA KEPADA JUNJUNGAN KAMI NABI MUHAMMAD SAW YANG DENGAN (KEMULIAANNYA) TERURAILAH SIMPUL-SIMPUL IKATAN, HILANGLAH SEMUA KESUSAHAN, TERPENUHI SEGALA KEBUTUHAN, TERSAMPAIKAN SEMUA KEINGINAN, DIPEROLEH AKHIR HAYAT YANG BAIK DAN AWANPUN MENURUNKAN HUJAN DENGHAN KEHENDAK-NYA YANG MAHA MULIA. SEMOGA RAHMAT DAN KESELAMATAN TERSEBUT DIANUGERAHKAN JUA KEPADA KELUARGA DAN SAHABAT-SAHABAT BELIAU DALAM SETIAP KEJAPAN MATA DAN DESAHAN NAFAS, SEBANYAK BILANGAN ILMU YANG HANYA DIKETAHUI OLEH MU. WAHAI PENGUASA ALAM SEMESTA.
Download Lagunya ; Sholawat Nariyah
Kisah :
Sholawat Nariyah adalah sebuah sholawat yang disusun oleh Syekh Nariyah. Syekh yang satu ini hidup pada jaman Nabi Muhammad sehingga termasuk salah satu sahabat nabi. Beliau lebih menekuni bidang ketauhidan. Syekh Nariyah selalu melihat kerja keras nabi dalam menyampaikan wahyu Allah, mengajarkan tentang Islam, amal saleh dan akhlaqul karimah sehingga syekh selalu berdoa kepada Allah memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk nabi. Doa-doa yang menyertakan nabi biasa disebut sholawat dan syekh nariyah adalah salah satu penyusun sholawat nabi yang disebut sholawat nariyah.
Suatu malam syekh nariyah membaca sholawatnya sebanyak 4444 kali. Setelah membacanya, beliau mendapat karomah dari Allah. Maka dalam suatu majelis beliau mendekati Nabi Muhammad dan minta dimasukan surga pertama kali bersama nabi. Dan Nabi pun mengiyakan. Ada seseorang sahabat yang cemburu dan lantas minta didoakan yang sama seperti syekh nariyah. Namun nabi mengatakan tidak bisa karena syekh nariyah sudah minta terlebih dahulu.
Mengapa sahabat itu ditolak nabi? dan justru syekh nariyah yang bisa? Para sahabat itu tidak mengetahui mengenai amalan yang setiap malam diamalkan oleh syekh nariyah yaitu mendoakan keselamatan dan kesejahteraan nabinya. Orang yang mendoakan Nabi Muhammad pada hakekatnya adalah mendoakan untuk dirinya sendiri karena Allah sudah menjamin nabi-nabiNya sehingga doa itu akan berbalik kepada si pengamalnya dengan keberkahan yang sangat kuat.
Jadi nabi berperan sebagai wasilah yang bisa melancarkan doa umat yang bersholawat kepadanya. Inilah salah satu rahasia doa/sholawat yang tidak banyak orang tahu sehingga banyak yang bertanya kenapa nabi malah didoakan umatnya? untuk itulah jika kita berdoa kepada Allah jangan lupa terlebih dahulu bersholawat kepada Nabi SAW karena doa kita akan lebih terkabul daripada tidak berwasilah melalui bersholawat.
Inilah riwayat singkat sholawat nariyah. Hingga kini banyak orang yang mengamalkan sholawat ini, tak lain karena meniru yang dilakukan syekh nariyah. Dan ada baiknya sholawat ini dibaca 4444 kali karena syekh nariyah memperoleh karomah setelah membaca 4444 kali. Jadi jumlah amalan itu tak lebih dari itba' (mengikuti) ajaran syekh.
Agar bermanfaat, membacanya harus disertai keyakinan yang kuat, sebab Allah itu berada dalam prasangka hambanya. Inilah pentingnya punya pemikiran yang positif agar doa kita pun terkabul. Meski kita berdoa tapi tidak yakin (pikiran negatif) maka bisa dipastikan doanya tertolak.

Rabu, 20 Oktober 2010

Hadis-Hadis Keutamaan Membaca Al-Qur'an

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ (البخاري)

“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur’an adalah seperti buah utrujjah aromanya wangi dan rasanyapun enak, sedangkan orang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an adalah seperti buah kurma tidak ada wanginya tetapi rasanya manis. Dan orang munafik yang membaca Al Qur’an adalah seperti pohon raihaanah (kemangi) aromanya wangi tetapi rasanya pahit, sedangkan orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an adalah seperti pohon hanzhalah tidak ada wanginya dan rasanyapun pahit.” (HR. Bukhari)

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ (مسلم)

“Bacalah Al Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat memberikan syafa’at kepada pembacanya.” (HR. Muslim)

الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ

“Orang yang lancar membaca Al Qur’an akan bersama malaikat utusan yang mulia lagi berbakti, sedangkan orang yang membaca Al Qur’an dengan tersendat-sendat lagi berat, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Muslim)

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan dengan huruf itu, dan satu kebaikan itu akan dilipat gandakan menjadi 10. aku tidaklah mengatakan Alif laam miim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)

إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ

“Sesungguhnya Allah meninggikan suatu kaum karena Al Qur’an ini dan merendahkan juga karenanya.” (HR. Muslim)

يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَأُ بِهَا

“Akan dikatakan kepada pembaca Al Qur’an “Bacalah dan naiklah, serta tartilkanlah sebagaimana kamu mentartilkannya ketika di dunia, karena kedudukanmu pada akhir ayat yang kamu baca.” (Hasan shahih, diriwayatkan oleh Tirmidzi)

« أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَغْدُوَ كُلَّ يَوْمٍ إِلَى بُطْحَانَ أَوْ إِلَى الْعَقِيقِ فَيَأْتِىَ مِنْهُ بِنَاقَتَيْنِ كَوْمَاوَيْنِ فِى غَيْرِ إِثْمٍ وَلاَ قَطْعِ رَحِمٍ » . فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ نُحِبُّ ذَلِكَ . قَالَ « أَفَلاَ يَغْدُو أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَيَعْلَمَ أَوْ يَقْرَأَ آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ خَيْرٌ لَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ وَثَلاَثٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثٍ وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَرْبَعٍ وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنَ الإِبِلِ » .

“Siapakah di antara kalian yang ingin berangkat pagi setiap hari ke Bathhan atau ‘Aqiq pulang-pulang membawa dua unta yang besar punuknya tanpa melakukan dosa dan memutuskan tali silaturrahim?” Para sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah, kami suka hal itu.” Beliau pun bersabda, “Tidakkah salah seorang di antara kamu pergi ke masjid, lalu ia belajar atau membaca dua ayat Al Qur’an, maka hal itu lebih baik daripada dua unta, tiga ayat lebih baik daripada tiga unta, empat ayat lebih baik daripada empat unta dan jika lebih maka lebih baik pula dari sejumlah unta.” (HR. Muslim)

Jumat, 15 Oktober 2010

SAYYIDUL ISTIGHFAR

اَللّهُمَّ اَنْتَ رَبِّى لاَ اِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ خَلَقْتَنِى وَاَنَا عَبْدُكَ وَاَناَ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَاسْتَطَعْتُ اَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّمَا صَنَعْتُ اَبُوؤُلَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَاَبُوْءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْلِي فَإِنَّهُ لاَيَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّاَنْتَ

YA ALLAH, ENGKAULAH TUHAN HAMBA TAK ADA TUHAN KECUALI ENGKAU, HAMBA ADALAH ABDI-MU DAN HAMBA MEMENUHI JANJI BALASAN-MU SESUAI DENGAN KEMAMPUAN HAMBA.
HAMBA MENGAKUI TELAH MENERIMA BANYAK KENIKMATAN DARI-MU. NAMUN HAMBA JUGA MENGAKUI, BETAPA BANYAK DOSA-DOSA HAMBA. OLEH SEBAB ITU, YA ALLAH AMPUNILAH HAMBA SESUNGGUH-SUNGGUHNYA. TIADA YANG MAMPU MENGAMPUNI DOSA-DOSA HAMBA KECUALI ENGKAU TUHAN HAMBA.